Ungkapan
Terkadang dalam kegiatan sehari-hari, kita sering menggunakan ungkapan. Misalnya kambing hitam, besar hati, buah tangan dan lain-lain. Apa itu ungkapan ? Ungkapan atau Idiom adalah
gabungan kata yang biasanya terdiri dari dua kata yang membentuk satu
arti, dan apabila dipisahkan, maka akan memiliki arti yang berbeda satu
sama lain. Berikut ini adalah contoh-contoh dari ungkapan.
- Abdi masyarakat ↔ pegawai pemerintah yang pada dasarnya mengabdi pada masyarakat
- Abdi negara ↔ pegawai pemerintah
- Anak air ↔ selokan
- Anak angkat ↔ anak orang lain yang dipelihara seperti anak sendiri
- Anak bawang ↔ tak masuk hitungan
- Anak buah ↔ anggota kelompok (regu pasukan)
- Anak dagang ↔ orang perantauan
- Anak kapal ↔ awak kapal
- Anak kolong ↔ anak tentara
- Anak emas ↔ orang yang paling disayang oleh atasan
- Anak gawang ↔ orang yang tugasnya mengambil bola dalam permainan sepakbola
- Angkat bicara ↔ mulai berbicara
- Angkat kaki ↔ melarikan diri
- Angkat tangan ↔ menyerah, putus asa
- Angkat topi ↔ kagum
- Cinta monyet ↔ kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak
- Cuci tangan ↔ tidak mau ikut bertanggung jawab
- Baju hijau ↔ tentara/militer
- Banting harga ↔ menjual dengan harga murah.
- Banting stir ↔ pindah pekerjaan atau berganti profesi
- Banting tulang ↔ bekerja keras
- Banyak mulut ↔ cerewet
- Bedol desa ↔ perpindahan desa.
- Berat tangan ↔ orang yang malas bekerja
- Berbadan dua ↔ hamil
- Berdarah biru ↔ keturunan orang bangsawan.
- Berdarah dingin ↔ tidak mempunyai belas kasihan
- Bergandang paha ↔ bersuka ria diatas penderitaan orang lain.
- Berhati batu ↔ tidak menaruh iba samasekali
- Bermuka dua ↔ orang yang tidak dapat dipercaya
- Bertangan dingin ↔ apa yang dikerjakannya selalu berhasil
- Berputih tulang ↔ mati atau meninggal dunia
- Bersilat lidah ↔ beradu argumen/berdebat
- Besar kepala ↔ sombong
- Besar hati ↔ bangga
- Biang keladi ↔ orang yang menjadi kepala penjahat atau pimpinan (penganjur) suatu perbuatan kejahatan
- Biang kerok ↔ orang yg menjadi penyebab terjadinya suatu kericuhan (keributan)
- Buah pena ↔ hasil karangan
- Besar mulut ↔ suka membual
- Buah tangan ↔ oleh-oleh
- Buah hati ↔ orang yang dikasihi
- Buah Bibir ↔ menjadi bahan pembicaraan
- Cakap angin ↔ omong kosong
- Cuci mata ↔ cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
- Darah daging ↔ anak kandung
- Darah biru ↔ keturunan bangsawan
- Darah muda ↔ mudah bereaksi dan bertindak tanpa memikirkan lebih dahulu akibatnya; berjiwa muda
- Datang bulan ↔ masa menstruasi pada wanita
- Empat mata ↔ pembicaraan antara dua orang
- Gelap mata ↔ hilang kesabaran
- Gigit jari ↔ merasa kecewa
- Gila harta ↔ terlalu mengejar-ngejar harta kekayaan
- Gulung tikar ↔ bangkrut
- Hangat hati ↔ bergirang hati
- Hati putih ↔ mempunyai niat yang ikhlas
- Hati berlian ↔ sangat baik hati
- Hati kecil ↔ perasaan hati sebenarnya
- Hati tungau ↔ penakut
- Hidung belang ↔ mempunyai sifat suka mengganggu perempuan
- Ibu kota ↔ kota pusat pemerintahan
- Ibu jari ↔ empu jari, jempol
- Ibu negara ↔ istri presiden/kepala negara
- Ibu pertiwi ↔ tanah air
- Isi hati ↔ perasaan yang terkandung didalamnya
- Istri gelap ↔ perempuan simpanan; perempuan piaraan (yg tidak dinikahi)
- Jantung hati ↔ orang yang disayangi dan dicintai
- Jago merah ↔ api dalam kebakaran
- Kabar angin ↔ desas - desus
- Kabar burung ↔ kabar yang tidak boleh dipercaya karena belum pasti kebenarannya
- Kaki tangan ↔ orang kepercayaan/pembantu
- Kaki lima ↔ pedagang di pinggir jalan
- Kaki telanjang ↔ tidak bersepatu
- Kepala batu ↔ sulit dinasehati
- Kepala dingin ↔ tenang dan sabar
- Kambing hitam ↔ orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
- Kecil hati ↔ penakut
- Kejatuhan bulan ↔ mendapat untung besar
- Kuda tunggang ↔ orang yang disuruh-suruh oleh orang lain untuk melakukan kepentingan orang tersebut.
- Kuda hitam ↔ pemenang yang tak diduga-duga
- Kutu buku ↔ orang yg suka baca buku
- Lapangan hijau ↔ gelanggang olah raga
- Lidah api ↔ ujung nyala api
- Makan bawang ↔ seseorang yang sedang dalam kebimbangan/kebingungan
- Mata angin ↔ arah angin datang
- Mata batin ↔ perasaan dalam hati
- Mata betung ↔ buta huruf
- Mata dagangan ↔ barang dagangan
- Mata uang ↔ satuan harga uang suatu negara
- Mata gelap ↔ hilang kesabaran
- Mata telanjang ↔ mata sebenarnya (tanpa kaca mata atau alat khusus lainnya)
- Mati kutu ↔ tidak berdaya; tidak dapat berbuat apa-apa
- Meja hijau ↔ pengadilan
- Memasang telinga ↔ mendengarkan kabar
- Membuat muka ↔ berpura-pura memelas agar mendapat bantuan orang lain.
- Memeras keringat ↔ kerja keras
- Menangkap angin ↔ artinya melakukan pekerjaan yang sia-sia
- Menepuk dada ↔ berbangga diri
- Mengulur lidah ↔ meminta kembali barang yang sudah diberikan pada orang lain
- Mengurut dada ↔ kecewa
- Menusuk hati ↔ menyakiti perasaan
- Menusuk hidung ↔ merangsang indra penciuman
- Muka badak ↔ seseorang yang tidak punya rasa malu
- Mulut manis ↔ menarik hati tutur katanya
- Muka masam ↔ kecewa
- Naik darah ↔ emosi
- Naik daun ↔ mendapat nasib baik/karir meningkat
- Naik pitam ↔ marah
- Panjang tangan ↔ suka mencuri
- Pelita hati ↔ seseorang yang dapat melenyapkan rasa takut
- Rendah hati ↔ baik, tidak sombong
- Ringan tangan ↔ kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- Sebatang kara ↔ hidup seorang diri, tidak memiliki saudara
- Semata wayang ↔ anak tunggal
- Setengah hati ↔ melakukan sesuatu tidak bersungguh-sungguh
- Setengah tiang ↔ tanda berduka cita
- Sampai hati ↔ tega
- Tamu negara ↔ pemimpin tertinggi suatu negara yg berkunjung resmi ke negara lain
- Tanah air ↔ negeri tempat kelahiran
- Tangan hampa ↔ tak mendapat hasil apa-apa
- Tangan kosong ↔ tidak bersenjata
- Tangan terbuka ↔(diterima) dengan senang hati
- Tangan besi ↔ memerintah dengan keras, diktator
- Tangan kanan ↔ orang kepercayaan
- Tertangkap basah ↔ tertangkap ketika sedang melakukan kejahatan
- Tinggi hati ↔ sombong
- Tunjuk hidung ↔ langsung mengatakan apa yang dicurigai
- Tumpah darah ↔ tanah air/negara
- Tutup buku ↔ membuat neraca untung rugi pada akhir tahun
- Turun tangan ↔ ikut camnpur masalah orang lain.
- Tutup mata ↔ sengaja tidak mau tahu tentang apa pun yang terjadi
- Tutup mulut ↔ tak mau bicara, tak mau membuka rahasia
- Tutup usia ↔ meninggal dunia
- Untung batu ↔ bernasib buruk
- Untung sabut ↔ bernasib baik
- Warung hidup ↔ pekarangan yang ditanami sayur-sayuran untuk keperluan sehari-hari
No comments:
Post a Comment
terima kasih atas kunjungannya bapak/ibu/om/tante/saudara/i sekalian, budayakan berkomentar yang baik.